Perhatikan batas maximal output ampere sesaat dan continue dari BMS anda, jangan dipaksa melebihi batas ambang karna memperpendek umur BMS dan cell battery anda.
Lithium 48V 20Ah sebaiknya digunakan pada motor dengan daya 350Watt sampai 500Watt, namun jika lithium anda benar benar berkualitas bias dipasang di 800Watt atau 1000Watt namun ingat, jangan dipaksakan pada kapasitas diatas 1000Watt. Serta ketahui susunan beserta jumlah cell yang ada di dalam baterai anda, bisa ditanyakan pada penjualnya.
Sebagai contoh seperti ini,
BMS 15A = 250W – 350W,
BMS 20A = 500-800W,
BMS 30A = 10000W,
BMS 50A = 1500W-2000W
BMS 15A = 250W – 350W,
BMS 20A = 500-800W,
BMS 30A = 10000W,
BMS 50A = 1500W-2000W
Diamkan dahulu 1 jam setelah pemakaian sebelum di charge kembali (cold charging) serta gunakan charger yang sesuai, jangan charger sla untuk charge lithium. Gunakan charger yang memiliki fitur proteksi yang baik. Minimal gunakan charger yang CC-CV (constan current – constant voltage) JANGAN gunakan charger yang tidak stabil. ARUS yang digunakan jika menggunakan lithium maksimal satu kali kapasitas baterai, misalnya battery dengan kapasitas 20Ah maka charger maksimal juga 20A jangan berusaha menggunakan charger lebih besar dengan harapan dapat men-charge lebih cepat, karna hal itu merusak cell battery itu sendiri. Lebih baik adalah seperlima nya saja, jadi jika battery lithium anda berkapasitas 20 Ah maka menggunakan charger cukup yang output current 4A saja.
Diamkan dahulu 1 jam setelah charge sebelum dipakai kembali (cold discharge)
Usahakan pemakaian continue ampere adalah 1C / 1 kali kapasitas, jika ingin mendapatkan umur secara maximal 70% dari DOD atau depth of discharge , perhatikan table dibawah ini,
Sesekali menarik gas dalam dalam diperbolehkan namun bila sering melakukannya maka BMS akan cepat rusak karna mengeluarkan output maximal. Lebih baik mengganti dan menggunakan BMS dengan rate yang lebih tinggi kemampuan ouput peak ampere-nya.
Alasannya adalah, akselerasi mendadak memang membutuhkan energy lebih besar daripada saat top speed. Hasil uji dengan WH meter pada sepeda motor TREKKO FLASH ketika melaju top speed 50km/jam membutuhkan amper sebesar 25A, namun ketika akselerasi mendadak dari berhenti membutuhkan amper 30A. Hal ini juga korelasi singkron dengan hasil uji pada ebike 1000W. Saat top speed 63km/jam membutuhkan amper sebesar 30A, namun saat akselerasi mendadak dari berhenti membutuhkan amper sebesar 45A. Sudah terlihat bukan bahwa saat membuka gas pol saat awalan memang lebih boros/membutuhkan tenaga?
Perhatikan factor suhu sekitar anda, terlalu panas akan mengakibatkan kinerja baterai lithium anda menurun. Perubahan/penggantian casing luar battery akan berpengaruh pada umur battery, misalnya dengan menggunakan kotak plastic buatan sendiri maka pelepasan panas akan menjadi lebih buruk. Contoh lain adalah menggunakan sarung bungkus pengaman tahan air maka panas tidak akan dilepas dengan sempurna. Biarkanlah battery anda bernafas lega kecuali di musim hujan dibungkus menggunakan bahan tahan air dalam bentuk kantung pocket khusus di sepeda listrik anda. Untuk motor listrik umumnya sudah lebih aman, kecuali anda merubah tempat dudukan bettery, harap diperhatikan dan periksa baik baik.
Perhatikan beban penumpang dan barang yg akan dibawa oleh kendaraan listrik anda, beban maximal 150Kg lebih dari itu kinerja BMS akan berat sekali dan membuat BMS akan cut off dan cell cell battery lithium juga akan terkena impact buruk sehingga BMS dan beberapa cell battery akan mudah rusak.
Misalnya
- Bentuk Ebike/sepeda listrik/selis : beban maksimal = 100Kg,
- Bentuk Motorbike/Motor listrik/Molis : beban maksimal = 150kg,
- Bentuk gokart / rickshaw/roda 3 : beban maksimal = 200kg,
- Bentuk mobil listrik tentu akan beda lagi.
Pastikan battery lithium anda memiliki sirkulasi pendinginan yang sempurna dan baik namun tetap aman dari resiko terkena air/lembab (waterproof).
Usahakan posisi battery lithium anda steady, aman dan tidak terlalu banyak guncangan karna akan merusak sambungan sambungan solder/ikatan/contactor yg mana bila lepas maka battery lithium anda akan gagal berfungsi.
Perhatikan factor lifecycle dari masing masing cell battery yg digunakan, umumnya battery lithium polymer memiliki lifecycle yg lebih pendek dibanding lithium Manganese. Umumnya Lithium polymer hanya 500X cycles dan lithium Manganese mencapai 800X cycles dan lithium ferro phosphate bisa mencapai 1200X cycles. Data lifecycle ini merunut kualitas standar dan bukan kualitas KW atau dibawah mutu baku standar produk yang dimaksud. Di pasaran banyak sekali level mutu produk walaupun sama sama Lifepo4 atau LiPo atau LMO cell battery. Hal ini diluar dari kinerja dan kualitas mutu BMS.
BMS sangat mudah rusak karna factor over current supply, sering cut off dan cell battery yg tidak mumpuni/tidak kuat juga karna factor over heat/cuaca panas.
Jangan pernah menggunakan cell battery lithium tanpa menggunakan BMS karna walaupun torsi tenaga daya besar luar biasa yg dapat diperoleh, namun saat charging akan memperoleh resiko meledak yg juga jauh lebih cepat dan besar.
Gunakan BMS yang memiliki plat pendingin bagi anda yang merakit baterai lithium sendiri.
Pastikan cell balance anda bekerja, dengan mengecek secara periodic tegangan masing masing baterai, 2 bulan sekali untuk mencegah kerusakan per cell. Jangan sampai tegangan setiap cell mencapai 2.75 volt. Jika 48v berarti 2,75 x 13 = 36.75 volt (under voltage)
Bagi pengguna lithium polymer pastikan jangan sampai baterai teluka, tergores maupun tertusuk, karna akan meledak. PASTIKAN hal ini tidak akan terjadi mesti terjadi tabrakan.
JANGAN sekali kali men-short tepat di atas baterai lithium, jika ada keruusakan sebaiknya dikonsultasikan pada yang sudah berpengalaman.
Jika ingin disimpan, karena tidak ingin digunakan dalam waktu yang lama karena ditinggal mudik atau bepergian, sebaiknya kondisikan batra pada kapasitas 50% saja. Jangan disi penuh dan jangan dalam kondisi kosong.
Lebih baik sedikit sedikit melakukan charging, daripada sekali charging langsung lama atau di pol kan mentok langsung full.
Alasannya: jika melakukan cas dari baterai kosong hingga full, maka durasi charging akan lama, durasi yg lama ini akan menyebabkan tingkat panas yang tinggi. Yang kedua, user dengan tipe ini cendurung ketika mengecas selalu belum merasa puas jika belum full total. potensi over charging lebih ada pada tipe user ini. Kelemaham user yang tipe ini adalah pasti sering mengalami kehabisan baterai di tengah jalan. kelemahan yang ke 2 user tipe ini adalah lebih besar potensi meninggalkan baterai molis/selis dalam kondisi kosong kapasitas/empty (lupa nge-charge).
Namun beda cerita kalau yang sedikit dikit charging, baru digunakan sejenak keliling komplek, baterai sisa 40% lalu charge sebentar, 30 menit charge, baterai jadi 90%. Lalu dipakai jalan lagi lalu di charge sebentar lagi. Proses charging yang sebentar cederung lebih dingin/adem. User dengan gaya pemakaian seperti ini cenderung tidak akan mengalami yang namanya kehabisan baterai, dan juga tidak akan mengalami yg namanya overcharging.
Gunakanlah timer untuk mencegah terjadinya over charge sehingga cell cell battery lithium anda terhindar dari terjadinya bengkak/membesar/pecah/meledak.